Artikel
Meningkatkan
perkembangan moral melalui membaca cerpen
Pada penelitian tahun 2013 hingga saat ini penurunan moral sangatlah tinggi terutama yang dilakukan oleh pelajar. Hingga saat ini tercatat 15-20% dari remaja usia sekolah di indonesia sudah melakukan hubungan seksual di luar nikah, 15 juta remaja perempuan usia 15-19 tahun melahirkan setiap tahunnya, diperkirakan terdapat 27.000 pekerja seks perempuan yang ada di indonesia dimana 30% adalah remaja berusia 15 tahun bahkan kurang. Menurut data kepolisian, setiap tahun pengguna narkoba selalu naik. Korban paling banyak berasal dari kelompok remaja sekitar 14.000 orang atau 19% dari keseluruhannya. Tak kalah dengan kasus-kasus lain, pada tahun 2009 kriminalitas yang dilakukan oleh remaja meningkat 35% diandingkan tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan angka kriminalitasdari tahun ke tahun.
Saat
ini yang sedang marak diberitakan adalah banyaknya kasus remaja yang memukuli
gurunya, banyak kehidupan remaja yang kebarat-baratan. Hal itu tentu membuat
perihatin semua orang, terutama para orang tua. Kehidupan remaja saat ini
berbeda dengan kehidupan remaja di masa lalu. Pada saat ini remaja banyak
dipengaruhi oleh perkembangan zaman terutama perkembangan iptek yang dapat
mengakibatkan cepatnya informasi-informasi yang diterimanya. Faktor-faktor yang
memengaruhi nilai dan moral meliputi faktor lingkungan, yang mencakup faktor
psikologi, sosial, budaya, dan fisik kebendaan, baik yang terjadi di keluarga,
sekolah, maupun masyarakat. Selain itu juga terdapat pola beragama juga sangat
berpengaruh terhadap anak yang mengharapkan anak dapat mempunyai budi pekerti
yang luhur dan akhlak terpuji.
Remaja
diharapkan mampu meningkatkan moral dengan membaca bacaan yang sesuai dan yang
baik untuk perkembangan moralnya. Namun yang menjadi masalah saat ini, remaja
cenderung malas untuk membaca. Hasil penelitian internasional, programme for
international student assessment (PISA) tahun 2015 tentang kemampuan membaca
siswa menyebutkan bahwa kemampuan membaca siswa di indonesia menduduki urutan
ke 69 dari 79 negara. Selain itu, meurut penelitian yang dilakukan oleh UNESCO,
persentase minat baca anak indonesia sebesar 0,01%. Artinya dari 10.000 anak,
hanya satu yag memiliki minat baca. Hal ini tentu membuat Indonesia krisis
minat membaca.
Membaca merupakan kemampuan dan
keterampilan untuk membuat sesuatu penafsiran terhadap bahan yang dibaca.
Kepandaian membaca tidak hanya menginterpretasikan huruf-huruf, gambar, dan
angka-angka saja, tetapi yang lebih luas daripada itu ialah kemampuan seorang
anak untuk dapat memahami makna dan pesan dari bacaan yang dibacanya.
Aspek membaca meliputi kesenangan
membaca, kesadaran akan manfaat membaca, dan jumlah buku bacaan yang pernah
dibaca. Minat membaca dari seorang remaja harus dipupuk dan dibina. Pembinaan
minat baca merupakan proses yang berkelanjutan untuk membantu individu terutama
remaja agar minat bacanya tumbuh dan berkembang. Dengan begitu minat baca akan
meningkat dan mampu berkembang mengambil pesan atau amanat dalam sebuah bacaan
tersebut sehingga perkembangan moral pada anak akan baik.
Dalam peningkatan perkembangan moral
pada anak ini akan menggunakan karya sastra sebagai media bacaan remaja. Remaja
lebih cenderung senang dengan karya-karya sastra dibanding dengan buku-buku
yang bisa dibilang berat isinya. Membaca karya sastra tidak hanya untuk
kesenangan. Sebabnya karya sastra sesungguhnya juga miniatur kehidupan dengan
berbagai persoalan. Dari karya sastra itulah remaja atau anak dapat
menjadikannya cermin kehidupan serta memperoleh pelajaran, karena karya sastra
itu pun mengandung ajaran moral (didaktis), estetika, dan berbagai ilmu yang
menyangkut tata pergaulan sesama umat manusia.
Karya sastra baik yang berbentuk
puisi, prosa, maupun drama, tidak lepas dari nilai-nilai budaya, sosial, maupun
moral. Nilai budaya berkaitan dengan pemikiran, kebiasaan, dan hasil karya
cipta manusia. Nilai sosial berkaitan dengan tata laku hubungan antara sesama
manusia. Dan nilai moral berkaitan dengan perbuatan baik dan buruk yang menjadi
dasar kehidupan manusia dan masyarakatnya.
Terkait dengan peningkatan
perkembangan moral dengan cara meningkatkan minat baca karya sastra tentu akan
membuat sesuatu yang berdeda dengan yang lain. Pembelajaran cerpen dapat
mengurangi permasalahan moral siswa yang
tidak lepas dari kompleksitas perkembangan
zaman, perkembangan media elektronik, kebutuhan ekonomi
keluarga, media elektronik seperti
televisi, handphone,
internet adalah alat
media yang sangat berpengaruh di
kehidupan siswa.
Sinetron-sinetron yang isinya
tidak dapat
dipertanggungjawabkan, gambar atau film pornografi menghantui
jiwa dan pikiran siswa, kekerasan dan tindak asusila
kerap menjadi tontonan yang
fenomenal.
Cerita pendek (cerpen) adalah
bagian dari sastra
yang memiliki nilai estetik
yang mengandung unsur-unsur kehidupan
masyarakat. Bersama unsur intrinsik dan ekstrinsiknya yang membentuk
kesatuan, sastra (cerpen)memancarkan
estetikanya sehingga dapat dinikmati penikmatnya.
Medium sastra adalah bahasa.
Kelebihan Cerpen atau cerita
pendek adalah kemampuannya mengemukakan secara
lebih banyak secara implisit
dari sekadar yang diceritakan. Memahami
sebuah cerita pendek adalah
bagian dari kegiatan menikmati karya
sastra secara lebih mendalam dan
lebih serius. Karena
di dalam cerita pendek
terdapat cerita ataukisah
secuil dari kehidupan
yang bermakna. Sebagai karya
sastra, cerita pendek mengandung
makna yang perlu diiterpretasikan.
Pembelajaran sastra
adalah pembelajaran
nilai-nilai kehidupan lewat peristiwa-peristiwa fiksi.
Sehingga siswa diajak untuk
berpikir dan mengapresiasi persoalan-persoalan yang
dihadirkan melalui cerita.
Pemberian materi mengenai pembelajaran sastra khususnya menulis cerpen tentu
sangat mudah jika diberikan kepada anak atau remaja misalnya melalui guru
sebagai pengajar, dan juga fasilitas buku di perpustakaan sekolah. Anak atau
remaja yang tidak mendapatkan pengajaran membaca cerpen di sekolah dapat pula
membaca cerpen melalui perpustakaan keliling maupun kelompok-kelompok belajar
di luar sekolah sehingga apa yang menjadi tujuan awal yaitu peningkatan moral
pada anak akan tercapai dengan baik dengan adanya kegiatan membaca cerpen.
Kesimpulanya, membaca cerpen merupakan salah satu upaya
yang dapat dilakukan untuk menigkatkan perkembangan moral anak atau remaja.
Cerpen merupakan salah satu karya sastra atau bacaan yang ringan dan mudah
dipahami. Cerpen mengandung banyak nilai yang bisa dipetik oleh sang pembaca
diantaranya adalah nilai sosial, nilai agama, nilai budaya, dan juga nilai
moral. Upaya ini dapat dilakukan dengan cara memberikan suatu pembelajaran
sastra pada anak atau remaja dimana sastra yang ditekankan adalah cerpen.
Selain itu, melalui perpustakaan juga anak atau remaja dapat membaca cerpen.
Bagi yang tidak mendapatkan pengajaran cerpen di sekolah, banyak pula
perpustakaan keliling yang ditujukan langsung untuk masyarakat sehingga apa
yang menjadi tujuan awal yaitu peningkatan moral pada anak akan tercapai dengan
baik dengan adanya kegiatan membaca cerpen. Jadi, selain dapat meningkatkan
minat membaca pada anak, cerpen juga dapat menjadi media untuk meningkatkan
perkembangan moral pada anak atau remaja.
DAFTAR
PUSTAKA
Kosasih,
E. 2012. Dasar-Dasar Keterampilan Bersastra. Bandung: Yrama Widya
Nugraheni,
Esti. 2013. Membentuk Kearifan Berpikir Siswa Melalui Pembelajaran Cerpen. Jurnal Dinas Pendidikan Kota Surabaya;
Volume 5.
Rifa’i,
Achamad dan Catharina. 2015. Psikologi Pendidikan. Semarang: Universitas
Semarang Press.
No comments:
Post a Comment